Hal Ini Wajib Kamu Ketahui untuk Tarik Hati Investor bagi Startup Pemula


Sumber: i.yTimg.com


Peluang berbisnis di era milennial, startup menjadi sorotan utama. Bagaimana tidak, hampir seluruh masyarakat di sekitar Ibu Kota pasti meliriknya. Apalagi dengan ide dan inovasi yang sangat berkaitan dengan solusi dari masalah yang timbul di kehidupan publik. Transportasi dan layanan jasa, peluang yang sangat menggiurkan.

Tidak mudah untuk memulai sebuah startup. Dana yang besar, akan membutuhkan pihak investor untuk ikut berbisnis dengan startup Anda. Informasi terbaru terkait pendanaan tahap awal bagi startup yang mengajukan investasi kini kian lesu. Perkembangan startup yang satu langkah di depan dibandingkan startup baru kini sedang meningkat hingga mampu menarik hati para investor. Pendanaan startup itu sering disebut putaran seri B atau series B round.

Sumber: http://cdn2.tstatic.net


Salah satu startup seri B adalah Gojek. Gojek kini mendapatkan investasi dari ASTRA, walaupun awalnya belum diketahui apa bentuk kerja sama kedua perusahaan itu akan terjalin. ASTRA kini menanamkan dana sekitar US$ 150 juta atau sekita 2 triliun pada Gojek. Presiden Direktur Astra International, Prijono Sugiarto, melihat ada peluang kerja sama dengan penyedia layanan on demand itu. Ia berharap Gojek dan ASTRA akan bersinergi dalam bidang yang sama, kendaraan motor.
Dengan inovasi dan peluang yang kini Gojek terus kembangkan, tidak menutup kemungkinan akan ada banyak venture company yang akan berinvestasi.

SMDV atau Sinar Mas Digital Venture bersama Yahoo Jepang dan East Venture  membentuk EV Growth, perusahaan modal dengan sistem dana yang dihimpun bersama ketiga perusahaan itu. EV Growth telah menyiapkan dana sekitar US$ 150 juta atau 2,1 triliun. Dana itu ditargetkan untuk pendanaan seri B ke atas. Lantas, apakah tertutup kesempatan untuk para startup awal untuk mendapatkan kucuran dana investasi?

Jangan khawatir, masih ada venture company yang membuka kesempatan untuk para startup yang mencari dana seri A. SparkLabs misalnya, salah satu perusahaan modal venture yang masih melirik starup seri A dan B. Fokus mereka adalah Korea Selatan, namun VC ini juga tertarik dengan Asia Tenggara. Pada 2017, SparkLabs sempat dihujani pertanyan terkait fokus mereka. Di Korea Selatan sudah banyak perusahan modal ventura dan memiliki minat yang sama, startup seri A dan B. Namun SparkLabs percaya akan startup yang akan berkembang walau masih tahap awal.

Hal itu mungkin terlihat harapan manis bagi startup awal yang berjalan dengan mulus dalam kondisi bisnisnya. Kondisi terbaru startup awal yang mulai “goyang”, kini bingung walau sudah memiliki modal. Mereka terus merugi dan tidak mendapat hati konsumennya. Banyak dari startup yang masih seri A mengambil keputusan untuk melakukan merger dengan perusahaan lain, bahkan dengan kompetitornya. Uber dengan Grab sebagai contoh. Uber mengakui peluangnya di kawasan Asia Tenggara khususnya, tidak begitu berkembang. Alhasil mereka berakuisisi untuk menyelamatkan karyawannya. Hal ini begitu lumrah, namun menambah ketakutan para pemula dalam berbisnis digital.

Kondisi ini memang menyulitkan dan menutup persentase startup awal untuk berbisnis. Di Indonesia sendiri dapat dikatakan negara yang memiliki peluang  besar untuk memulai bisnis digital dalam semua lini kehidupan. E-commerce, on demand service, payment service dan masih banyak lagi yang masih belum tereksplorasi. Percayalah untuk setiap segi bisnis yang mengambil kesempatan dan inovasi yang baik, akan meraih sukses di masa depan.

Sebagai solusi, perlunya diferensiasi bisnis dibanding brand competitor untuk menarik perhatian para venture company (VC). Strategi yang baik juga perlu diperhatikan. Pendanaan tahap awal atau seed funding di Indonesia umumnya berkisar 500 juta sampai 2,5 miliar Rupiah. Tentu bukan sebuah angka yang kecil dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing startup awal. Tapi target ini perlu diperhitungkan untuk menentukan strategi apa yang bisa dilakukan.

Sebelum maju ke tahap mencari para angel investor, pastikan startup sudah memiliki produk dengan ide, inovasi yang  sesuai dan mejawab permasalasahan yang ada di kehidupan konsumen. Tahap awal ini sangat menentukan para investor mengambil keputusan untuk tertarik atau tidak. Banyak dari startup yang gagal dan sudah gulung tikar karena tidak mampu menyediakan solusi atau mempermudah layanan yang dibutuhkan konsumennya. Misalnya startup Melotic, layanan penukaran asset digital (mata uang asing) berbasis bitcoin. Ini memang sebuah inovasi. Namun jika dilihat dari segi jangka panjang bisnis ini dapat bertahan, dirasa kurang menjanjikan. Layanan yang disediakan Melotic kurang fokus berkaitan dengan lini kehidupan sehari-hari konsumennya hingga lupa akan nilai pasar yang harus diciptakan. Benar saja, Melotic kini gulung tikar ditambah ia tidak mampu memenuhi  layanan yang diharapkan target pasar mereka.

Selain itu ada Everything.me yang gagal membangun merintis startup awalnya ke seri B karena tidak menemukan model bisnis yang cocok dengan segala kondisi startupnya. Mungkin jawaban terampuh dan tepat, para startup harus berbisnis di bidang yang sesuai dengan hobinya. Nyatanya ada juga startup dalam negeri yang gagal, Kota Games. Kota Games merupakan situs game berbasis web yang gagal menyesuaikan pertumbuhan games di smartphone. Selain itu kurang besar dalam meraup nilai pasar yang ditargetkan.

Gojek dan Grab, memang menjadi most attention di bidang layanan transportasi yang memudahkan sekaligus menjawab masalah konsumen. Ditambah lagi kedua on demand service company ini melakukan diferensiasi bisnis walaupun dengan perbedaan yang tipis dan sangat ketat, mereka mampu bertahan hingga kini. Tokopedia, blibli.com, Shoppe, JD.id, e-commerce mainstream yang sedang merintis perkembangan nilai pasar mereka. Masing-masing e-commerce ini menciptakan diferensiasi, mulai dari promo, layanan yang disediakan, ragam produk dan penyedia barang.
Ketika startup sudah menentukan ide dan inovasi, mari tentukan target sasaran konsumen dan nilai pasar. Yang sering terjadi, para startup seringkali tidak merinci nilai pasar mereka sesuai dengan sasaran konsumen. Jika nilai pasar kecil, hanya dapat memenuhi kebutuhan konsumen dalam grup tertentu, investor akan berpikir dua kali untuk menyumbangkan dana. Pastikan nilai pasar sesuai dan semaksimal mungkin mencapai target dan sasaran konsumen.

Sumber: Google


Ketika proses mencari investor pun juga membutuhkan strategi, mulai dari pitch deck, perencanaan dan target pertumbuhan startup.

Pitch deck atau prosedur yang dilakukan lewat presentasi yang menggambarkan bisnismu secara general. Perhatikan struktur presentase. Tidak perlu banyak slide dan waktu, usahakan secara visual dapat maksimal untuk dipahami investor. Temukan cara teknis yang dapat membantu tampilan pitch deck nanti mulai dari template slide, waktu yang seminimal mungkin dan tidak membingungkan. Pada tahap ini Anda mendpatkan perhatian investor, akan tertarik untuk mengetahui ide bisnis digitalnya.

Terkait perencanaan pertumbuhan startup, pastikan Anda memiliki target untuk berkembang. Ketika startup hanya berhenti sampai rencana pengadaan bisnis, Anda tidak menggaransikan minimal secara target, dana milik para investor akan berputar. Selain itu, Anda dapat menentukan tingkat ketergantungan atau berlangganannya konsumen agar ada harapan startup memiliki umur dengan konsumen yang pasti.

Dengan begitu, terbukanya peluang berbisnis secara digital dapat memajukan lebih dari satu lini kehidupan dan meyelesaikan permasalahan ekonomi. Jangan menyerah, para milenial untuk terus gali kesempatan khususnya di bidang digital bisnis.

Sumber artikel: TechinAsia dan sumber lain


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sukses Ambil Peluang di Industri Hiburan, Segudang Pencapaian E-motion Entertainment

Catatan Perjalanan Najwa Shihab Menjadi Jurnalis Handal